Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya
disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat yang
mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya
dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri (Self Care). Bila keadaan ini dibiarkan
akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok-kelompok dan masyarakat. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya
status kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan
sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk
menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya
membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian
seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.
pendataan
imput data
imput data
Fakultas Kesehatan Masyarakat yang merupakan sebuah
institusi pendidikan kesehatan turut mendukung upaya pencapaian target MDGs
dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pembelajaran di
masyarakat berupa kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) untuk memotret
derajat kesehatan di suatu masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah
masyarakat diharapkan menjadi agen perubah, yang mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, serta melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus memberikan pemahaman
keagamaan bagi masyarakat. Selain itu, diharapkan mahasiswa juga mampu belajar
dari masyarakat tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang kesehatan.
Pendidikan sebagai proses pembelajaran berarti pendidikan
adalah suatu proses yang tidak hanya melalui jenjang formal dan dalam ruang
kelas semata. Selain menjajali kognitis seseorang dalam ruang berbatas tembok,
pendidikan harus memberikan pengembangan keilmuan, keterampilan dan kemampuan
karsa, pengembangan diri dan berkepribadian serta dapat hidup bermasyarakat.
Hal ini sejalan dengan sistem pendidikan berbasis pada empat pilar yang
dikembangkan UNESCO yang meliputi (1) learning to know, (2) learning to do, (3)
learning to be, (4) learning to live together.
Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) sebagai upaya proses pembelajaran bagi mahasiswa dalam
program pengabdian masyarakat. Mahasiswa akan diberi kesempatan berada di
lapangan untuk lebih mengenal dengan lebih dekat dan belajar dari masyarakat.
Pengalaman belajar (PBL) dan proses belajar untuk
mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat. Kemampuan spesifik yang
harus dimiliki oleh setiap tenaga profesi bidang kesehatan masyarakat. Melalui PBL, ada 4
kemampuan yang diperoleh, yaitu:
1.
Menetapkan
diagnosis kesehatan masyarakat.
2.
Mengembangkan
program intervensi kesehatan.
3.
Melakukan
pendekatan komunitas.
4.
Bekerja
dalam tim multidisplioner.
Untuk
mendukung peranan itu, diperlukan pengetahuan mendalam tentang masyarakat.
Pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan permintaan, sumber daya yang
bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan dan cakupan dan program, dan bentuk-bentuk
kerja sama yang digalang. Dalam hal ini diperlukan 3 data penting, yaitu:
1.
Data
umum (data demografi)
2.
Data
kesehatan, dan
3.
Data
yang berhubungan dengan kesehatan (health related data).
Ketiga data ini harus dianalisis. Diagnosis
kesehatan masyarakat memerlukan pengolahan mekanisme yang panjang dan proses
penalaran dalam analisisnya. Melalui PBL pengetahuan itu bisa diperoleh dengan
sempurna.
Tujuan
Umum
PBL 1:
Meningkatkan pemahaman dan
keterampilan Mahasiswa tentang ilmu kesehatan masyarakat dan aplikasinya di
tengah-tengah masyarakat.
Tujuan Khusus PBL 1:
1. Mahasiswa mampu melakukan community diagnosis melalui kegiatan pengumpulan dan analisis data baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dan melakukan analisis situasi.
2. Mahasiswa
mampu mengenal struktur sosial dan budaya masyarakat.
3. Mahasiswa
mampu mengembangkan keterampilan dasar sebagai seorang ’’Change Agent’’ di masyarakat.
4. Mahasiswa mampu menyusun laporan
kegiatan pada setiap kegiatan yang telah dilakukan.
PBL adalah salah satu proses belajar
untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang merupakan
kemampuan spesifik yang harus dimiliki tenaga profesi bidang kesehatan
masyarakat, yakni kemampuan untuk dapat menerapkan diagnosis, mengembangkan
program interfensi kesehatan masyarakat dan melaksanakan pendekatan komunitif
serta bekerja dalam tim multi disiplioniret.
Untuk mendukung program ini
diperlukan pengetahuan mendalam tentang masyarakat yang mencakup kebutuhan dan
permintaan sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Angka-angka kependudukan,
cakupan program serta dan bentuk-bentuk kerja sama.
Dalam
upaya mengatasi masalah-masalah tersebut keberadaan tenaga-tenaga kesehatan
seperti dokter, dokter gigi dan perawat tidaklah cukup. Untuk itu di butuhkan
tenaga kesehatan yang membina masyarakat secara kolektif dan tidak individual,
memiliki wawasan dan keterampilan serta ilmu pengetahuan yang berbeda. Tenaga
tersebut harus dapat bekerja sama dan saling melengkapi dengan tenaga kesehatan
yang ada. Tenaga kesehatan yang di maksud adalah sarjana kesehatan masyarakat
(SKM).
Maksud PBL 3
a. Memecahkan masalah kesehatan
yang ada dimasyarakat yang
telah diprioritaskan pada PBL II.
b. Memperoleh kemampuan dan
keterampilan dalam menyelesaikan suatu masalah kesehatan dimasyarakat.
Tujuan
umum PBL 3:
Meningkatkan pemahaman dan
keterampilan mahasiswa tentang ilmu kesehatan masyarakat dan aplikasinya di
tengah-tengah masyarakat.
Tujuan khusus
PBL
3 :
a.
Mahasiswa
dapat melaksanakan kegiatan intervensi bersama dengan masyarakat.
b.
Mahasiswa
mampu merancang instrument penilaian pencapaian program kegiatan.
c.
Mahasiswa
mampu mengevaluasi/menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
d.
Mahasiswa
mampu membuat suatu laporan kegiatan pada setiap kegiatan yang telah di
lakukan.