Senin, 14 April 2014

RIWAYAT HIDUP



 MOH RONALD ATANGGAE lahir di kota Maumere-Flores-NTT. Dipilih oleh sang Khalik sebagai pengawal dunia di tanggal 28 november 1990, melalui rahim Ibunda NOVITA HARUN dan darah Ayah handa M ISHAK ATANGGAE. Penulis yang akrabnya di sapa dengan sapaan RONALD mengawali jenjang pendidikanya di Taman kanak-Kanak  AL-MUHAJIRIN-Perumnas-Maumere pada tahun 1995, di tahun 1996 melanjutkan pendidikan di SD NEGERI CONTOH MAUMERE selama dua tahun dan pindah ke SD IMPERES SINDE KABOR, di tahun 2003 melanjutkan pendidikan di MTS AT-TAQWA-BERU-MAUMERE, pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 2 MAUMERE dan selesai pada tahun 2009, karena dilandasi oleh tekat dan semangat perjuangan yang tinggi disertai dukungan orang tua pada tahun yang sama (2009) penulis melanjutkan pendidikan di UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (UMI)-MAKASSAR pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dalam pergolatan di dunia kampus pria yang ngefans sama lagunya bang IWAN FALS ini aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kerukunan Pelajar Mahasiswa Islam(KEPMI)-Flores Timur-Makassar, Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Maumere(FOKMIM)-Makassar, dan lembang Internal Kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat(HIMAKESMAS) FKM-UMI-Makassar. Menjadi salah satu pelopordan  pendiri organisasi MAUMERE ADVENTURE COMMUNITY.

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)



 






Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri (Self Care). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya status kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.

pendataan
 imput data
imput data

Fakultas Kesehatan Masyarakat yang merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan turut mendukung upaya pencapaian target MDGs dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui pembelajaran di masyarakat berupa kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) untuk memotret derajat kesehatan di suatu masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat diharapkan menjadi agen perubah, yang mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, serta melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus memberikan pemahaman keagamaan bagi masyarakat. Selain itu, diharapkan mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat tentang berbagai hal yang terkait dengan bidang kesehatan.
 

Pendidikan sebagai proses pembelajaran berarti pendidikan adalah suatu proses yang tidak hanya melalui jenjang formal dan dalam ruang kelas semata. Selain menjajali kognitis seseorang dalam ruang berbatas tembok, pendidikan harus memberikan pengembangan keilmuan, keterampilan dan kemampuan karsa, pengembangan diri dan berkepribadian serta dapat hidup bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan sistem pendidikan berbasis pada empat pilar yang dikembangkan UNESCO yang meliputi (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, (4) learning to live together.
Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) sebagai upaya proses pembelajaran bagi mahasiswa dalam program pengabdian masyarakat. Mahasiswa akan diberi kesempatan berada di lapangan untuk lebih mengenal dengan lebih dekat dan belajar dari masyarakat.
Pengalaman belajar (PBL) dan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat. Kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh setiap tenaga profesi bidang kesehatan masyarakat. Melalui PBL, ada 4 kemampuan yang diperoleh, yaitu:
1.    Menetapkan diagnosis kesehatan masyarakat.
2.    Mengembangkan program intervensi kesehatan.
3.    Melakukan pendekatan komunitas.
4.    Bekerja dalam tim multidisplioner.
Untuk mendukung peranan itu, diperlukan pengetahuan mendalam tentang masyarakat. Pengetahuan ini antara lain mencakup kebutuhan dan permintaan, sumber daya yang bisa dimanfaatkan, angka-angka kependudukan dan cakupan dan program, dan bentuk-bentuk kerja sama yang digalang. Dalam hal ini diperlukan 3 data penting, yaitu:

1.    Data umum (data demografi)
2.    Data kesehatan, dan
3.    Data yang berhubungan dengan kesehatan (health related data).
Ketiga data ini harus dianalisis. Diagnosis kesehatan masyarakat memerlukan pengolahan mekanisme yang panjang dan proses penalaran dalam analisisnya. Melalui PBL pengetahuan itu bisa diperoleh dengan sempurna.
Tujuan Umum PBL 1:
          Meningkatkan pemahaman dan keterampilan Mahasiswa tentang ilmu kesehatan masyarakat dan aplikasinya di tengah-tengah masyarakat.
Tujuan Khusus PBL 1:
1.  Mahasiswa mampu melakukan community diagnosis melalui kegiatan pengumpulan dan analisis data baik secara kuantitatif maupun kualitatif  dan melakukan analisis situasi.
2.  Mahasiswa mampu mengenal struktur sosial dan budaya masyarakat.
3.  Mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar sebagai seorang ’’Change Agent’’ di masyarakat.
4.  Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan pada setiap kegiatan yang telah dilakukan.
          PBL adalah salah satu proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki tenaga profesi bidang kesehatan masyarakat, yakni kemampuan untuk dapat menerapkan diagnosis, mengembangkan program interfensi kesehatan masyarakat dan melaksanakan pendekatan komunitif serta bekerja dalam tim multi disiplioniret.
Untuk mendukung program ini diperlukan pengetahuan mendalam tentang masyarakat yang mencakup kebutuhan dan permintaan sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Angka-angka kependudukan, cakupan program serta dan bentuk-bentuk kerja sama.
 
Dalam upaya mengatasi masalah-masalah tersebut keberadaan tenaga-tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi dan perawat tidaklah cukup. Untuk itu di butuhkan tenaga kesehatan yang membina masyarakat secara kolektif dan tidak individual, memiliki wawasan dan keterampilan serta ilmu pengetahuan yang berbeda. Tenaga tersebut harus dapat bekerja sama dan saling melengkapi dengan tenaga kesehatan yang ada. Tenaga kesehatan yang di maksud adalah sarjana kesehatan masyarakat (SKM).
Maksud PBL 3
a.      Memecahkan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat yang telah diprioritaskan pada PBL II.
b.      Memperoleh kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu masalah kesehatan dimasyarakat.
Tujuan umum PBL 3:
Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa tentang ilmu kesehatan masyarakat dan aplikasinya di tengah-tengah masyarakat.
Tujuan khusus PBL 3 :
a.    Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan intervensi bersama dengan masyarakat.
b.    Mahasiswa mampu merancang instrument penilaian pencapaian program kegiatan.
c.    Mahasiswa mampu mengevaluasi/menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
d.    Mahasiswa mampu membuat suatu laporan kegiatan pada setiap kegiatan yang telah di lakukan.