Flores
identik dengan tujuan wisata yang sangat berlimpah, mulai dari wisata bawah
laut, hingga wisata pendakian ke puncak gunung. Ketika Anda berkunjung ke
Flores, lalu mencari destinasi wisata saya yakin Anda akan sangat sulit
menemukan informasi tentang daerah Batik Wair. Maklum saja, Batik Wair belum di
buka sebagai objek wisata resmi. Informasi menganai keindahan Batik Wair hanya
tersebar dari mulut ke mulut oleh orang-orang yang tinggal di sekitar daerah
ini.
Nama Batik Wair sendiri berasal dari
dua kata, yaitu kata Wair yang dalam bahasa setempat berarti air, sedangkan
kata batik masih rancu. Tapi menurut kepala desa yang saya temui, batik itu
merupakan penggambaran bentuk batuan disekitar mata air yang membentuk pola
seperti batik.
Semua
orang tentu tidak asing lagi dengan Grand Canyon di Amerika Serikat. Grand
Canyon identik dengan ngarai terjal dengan dinding beralur, merupakan sebuah
pahatan alam dari aliran Sungai Colorado. Indonesia, yang tentunya memiliki
banyak sungai, ternyata juga memiliki tebing-tebing terjal dengan dinding
beralur, mirip dengan Grand Canyon. Salah satunya dapat kita jumpai di Pulau
Flores, yaitu di Batik Wair.
Secara adminisitratif, Batik Wair terletak di
Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Akses termudah ke daerah
Batik Wair adalah dari kota Maumere. Tidak ada akses kendaraan umum ke daerah
ini, Anda dapat mencapai daerah Batik Wair dengan kendaraan pribadi baik roda
dua maupun roda empat. Dari kota Maumere, Anda perlu mengambil jalur menuju
arah Ende. Saat ada pertigaan menuju kecamatan Lela, ikuti arah menuju
Kecamatan Lela. Setelah melewati Rumah Sakit Lela, ada jalan kecil belok kiri
untuk menuju ke daerah tersebut. Saya sarankan anda bertanya ke penduduk
sekitar apabila telah mencapai Rumah Sakit Lela agar anda tidak tersesat. Dari
Rumah Sakit Lela, perjalanan sekitar 15-20 menit untuk mencapai Kampung Batik
Wair.