Sebuah
cerita yang mungkin banya orang di luar sana belum mengetahuinya. Cerita
tentang atlit panjat tebing yang di bina dengan latihan yang rutin , fasilitas
yang memadahi dan asupan gizi yang tepat, semua yang di berikan pelatih untuk
sang atlit merupakan pemberian dengan keiklasan
Senyumanmu
yang indah meliputi keindahan pelatih yang melatih dengan keiklasan dan
keceriaanmu mewakili keceriaan sang atlit yang di latih oleh pelatih yang
memberi dengan keiklasan. Hari ini adalah latihan terakhir untuk mengikuti
lomba panjat tebing tingkat nasional, selesai latihan sang atlit menghampiri
sang pelatih untuk berbincang-bincang, di selah-selah perbincangan sang pelatih
bertanya kepada sang atlit “JIKA AKU MEMBERIMU SEBALOK EMAS KEPADAMU,
APAKAH KAMU AKAN MEMBERIKAN SEBALAK EMAS ATAU LEBIH KEPADAKU” mendengar
pertanyaan sang pelatih yang sarat akan makna, sang atlit hanya terdiam tanpa
menjawabnya. Melihat sang atlit yang terdiam sang pelatih kembali berbicara aku
pernah membinamu dengan latihan yang rutin , fasilitas yang memadahi dan asupan
gizi yang tepat, aku tak pernah mengharapkan kau memberikan aku latihan,
fasilitas dan gizi seperti yang aku berikan padamu, aku hanya mengharapkan apa
yang telah aku berikan padamu dan kau akan memberikan gelar juarah kepadau.
Senyuman
dan keceriaan kini kembali terpancar di wajah sang atlit, kini sang atlit bisa
mengambil sebuah kesimpulan dari pembicaraan sang pelatih, sang pelatih telah
mengajarkan hal yang penting pada sang atlit bahwa “KITA TAK HARUS MEMBERIKAN
APA YANG DI BERIKAN ORANG LAIN KEPADA KITA, TAPI BERIKAN APA YANG DIHARAPKAN
ORANG LAIN KEPADA KITA”