Jumat, 20 Desember 2013

Biografi Muhammad Thufail Al Ghifari

Nama Lahir : Richard Stephen Gosal
Nama Muslim : Muhammad Thufail Al Ghifari
Masuk Islam : 2002
TTL : Makassar, 11 Mei 1982
Aktivitas : Vokalis band rock The Roots of Madinah, Muslim Rapper , anggota Komunitas Islam Underground Kolektif Berandalan Tuhan, dan ketua Divisi Pembinaan Lembaga Muhtadin Masjid Agung Al Azhar Blok M-Jakarta.

''Networks at work, keeping people calm
You know they murdered X
And tried to blame it on Islam
He turned the power to the have-nots
And then came the shot.''

Kalimat di atas merupakan penggalan bait lagu berjudul Wake Up milik Rage Against The Machine (RATM). Lagu-lagu yang dibawakan grup musik asal Los Angeles (Amerika Serikat) ini mengusung ramuan musik punk, hip-hop, dan trash . Penggemar ketiga aliran musik ini, terutama punk dan trash , mayoritas berasal dari komunitas underground komunitas yang selalu diidentikkan mempunyai budaya yang negatif serta sedikit menyimpang dari norma-norma yang telah tertanam di masyarakat.

Terlepas dari semua stigma negatif ini, justru bagi seorang Richard Stephen Gosal, dari komunitas underground inilah dia mulai tertarik untuk mengenal agama Islam lebih jauh. ''Saya suka sekali dengan (lagu-lagu) Rage Against The Machine. Bahkan, sampai sekarang saya menaruh respek meskipun mereka bukan orang Islam,'' ungkap mualaf yang kini menggunakan nama Muhammad Thufail al-Ghifari.

Dari salah satu lagu yang dibawakan RATM, pria yang sejak remaja memang menyukai aliran musik underground ini mengenal Malcolm X--tokoh mualaf kulit hitam Amerika Serikat yang memperjuangkan hak asasi kaum kulit hitam di negeri Paman Sam tersebut. Tidak hanya dalam lagu band RATM, nama Malcolm X juga Thufail temukan dalam lagu grup hip-hop asal New York (AS) yang ia sukai, Public Enemy.

Rasa penasaran terhadap tokoh pejuang hak asasi manusia asal Amerika ini mendorong Thufail untuk mencari berbagai informasi mengenai kehidupan sang tokoh. ''Saya belajar banyak tentang dia. Dari Malcolm X ini kemudian saya mengenal Muhammad Ali dan Nabi Muhammad SAW,'' ujarnya.

Pada saat ia masih memeluk agama Kristen Protestan, kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai pendeta kerap mendoktrinnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah gambaran orang yang suka berperang, main perempuan, memiliki jenggot, berasal dari suku kedar (anti- christ ), menyesatkan umat manusia dengan Alquran, dan pengikutnya akan binasa di neraka.

Dari salah satu literatur mengenai Malcolm X yang dibacanya, menurut Thufail, ada satu kalimat yang diucapkan sang tokoh kepada Muhammad Ali petinju legendaris AS yang membuatnya terkesan. Ketika Muhammad Ali mengecam kaum kulit putih yang menindas yahudi dan orang kulit hitam, Malcolm justru berkata, ''Di Makkah, saya lihat orang bermata coklat, biru, hitam serta berkulit putih, hitam, dan coklat semuanya duduk bersama.''

Kalimat yang mengungkapkan kekaguman Malcolm terhadap umat Islam tersebut, membuat ia semakin tertarik dengan Islam. Meski dididik dengan ajaran Kristen Protestan yang cukup ketat, agama Islam bukanlah sesuatu yang baru bagi Thufail. ''Sejak di SMP, saya banyak bergaul dengan teman-teman yang beragama Islam. Bahkan, di antara mereka banyak yang sering menggoda saya dan mengatakan kapan saya masuk Islam,'' paparnya.

Dari belajar mengenai Malcolm, hingga suatu ketika Thufail merasa jenuh dengan kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang penganut paham ateis. Kejenuhan yang sama pernah ia alami ketika masih memeluk Kristen Protestan. Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Ketika di bangku SMP itulah ia mulai tertarik dengan buku-buku mengenai sosialisme dan komunisme.

Ajaran sosialisme dan komunisme ini di kemudian hari banyak memengaruhi pola pikir Thufail. Hingga akhirnya, saat duduk di bangku kelas 2 SMA (sekitar tahun 1999-2000--Red), ia memutuskan menjadi seorang ateis. ''Saya tidak mengimani lagi Yesus Kristus dan menganggap agama hanya membuat orang saling membunuh dan berperang.''

Tiga kali syahadat
Kejenuhan terhadap paham ateisme yang dianut Thufail, bermula dari fenomena sweeping terhadap kelompok beraliran kiri di Tanah Air yang terjadi pada kurun waktu tahun 2000-2001 oleh kelompok Pancasilais. Ketika terjadi sweeping itulah, ungkapnya, banyak tokoh PRD (Partai Rakyat Demokratik)--tempat Thufail pernah bergabung menjadi salah seorang anggotanya tidak bertanggung jawab terhadap penahanan simpatisan-simpatisan mereka yang berada di kelompok underground di daerah-daerah.

''Para tokoh PRD ini menghilang, ada yang karena diculik dan ada yang bersembunyi. Di sini awal mula saya kecewa dengan yang dinamakan revolusi diri,'' tukas vokalis band rock indie The Roots of Madinah ini. Rasa jenuhnya ini kemudian ia lampiaskan kepada seorang sahabatnya, sesama anak band di komunitas underground . Walaupun memiliki pergaulan di komunitas underground , menurut Thufail, sahabatnya ini tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim untuk menunaikan ibadah shalat kendati saat itu ia sedang manggung.

Kepada sahabatnya ini, Thufail mengutarakan niatnya untuk masuk Islam. Bukan dukungan yang ia peroleh, justru larangan dari sang sahabat. Pelarangan tersebut, ungkapnya, karena sahabatnya itu tidak menginginkan keputusan dirinya untuk masuk Islam lebih karena faktor emosional sesaat. Sahabatnya ini menginginkan jangan sampai begitu ia masuk Islam terus di kemudian hari memutuskan untuk murtad. ''Menurutnya, saya tidak hanya akan kehilangan dia sebagai teman, tapi teman-teman yang lain bakal nggak suka sama saya,'' ujarnya mengenang perkataan sahabatnya kala itu.

Thufail tidak lantas menyerah. Kemudian, ia menemui teman-teman lainnya dari kalangan komunitas underground yang beragama Islam. Dengan bertempat di pinggir jalan yang berada di Kompleks Perumahan Taman Kartini, Bekasi, Thufail mengucapkan syahadat di hadapan teman-temannya ini. ''Peristiwa itu terjadi tahun 2002 dan yang menjadi saksi saya ketika itu teman-teman yang memakai baju Sepultura, Kurt Cobain, dan Metallica.''

Keputusannya untuk masuk Islam membuat kedua orang tuanya marah dan mengusirnya dari rumah. Keputusannya ini, ungkap Thufail, juga berdampak terhadap penghidupan orang tuanya. Gereja yang selama ini menjadi tempat mata pencaharian ibunya terancam ditutup begitu mengetahui ia masuk Islam. ''Sampai-sampai mama itu menyembunyikan keislaman saya dari para jemaat.''

Tinggal di jalanan, setelah diusir dari rumah, ia jalani selama tiga bulan. Beruntung Thufail bertemu dengan seorang teman lama yang menawarinya untuk menjaga rumahnya yang sedang direnovasi. Selama menjaga rumah temannya ini, tidak hanya memperoleh tempat tinggal, ia juga mendapatkan jatah makan setiap hari.

Masalah muncul ketika renovasi rumah selesai. Thufail saat itu tidak tahu akan tinggal dimana. Namun, oleh ayah temannya ini dia ditawari pekerjaan di sebuah sekolah tinggi, tempat ayah temannya ini menjabat sebagai rektor. Dengan hanya berbekal selembar CV ( curriculum vitae ), ia lalu melamar dan diterima sebagai petugas cleaning service dengan gaji sebesar Rp 600 ribu per bulan.

Ketika bekerja sebagai petugas cleaning service , ia berkenalan dengan Ustadz Nur Hasan yang merupakan imam Masjid Baiturahim Perumahan Taman Kartini, Bekasi. Oleh sang ustadz, ia ditanya bersyahadat di mana. ''Ketika saya jawab di pinggir jalan, beliau bilang syahadat saya tidak sah. Akhirnya, saya baca syahadat lagi di Masjid Baiturahim,'' ujarnya.

Sejak bersyahadat untuk kedua kalinya ini, menurut Thufail, mulai timbul keinginan untuk belajar membaca Alquran dan pengetahuan mengenai ajaran Islam lainnya. Kemudian, ia ketemu dengan seorang ustadz yang pada saat itu juga merupakan pengurus sebuah partai politik berideologi Islam. Pelajaran pertama yang didapatkannya adalah mengenai dua kalimat syahadat. ''Ketika itu semua anggota halakah disuruh syahadat lagi sama beliau. Jadi, syahadat saya tiga kali.''

Kendati sudah membaca syahadat hingga tiga kali, Thufail tidak langsung mempercayai adanya Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta. Dia mulai meyakini keberadaan Allah SWT, justru ketika dirinya diizinkan untuk bertemu dengan sesosok makhluk gaib untuk pertama kalinya. ''Setelah bertemu dengan sosok gaib ini, saya mulai berpikir secara logika bahwa segala sesuatu di bumi ini pasti punya dua sudut pandang, ada benar dan salah, ada hitam dan putih. Begitu juga, ada benda dan yang menciptakan benda tersebut,'' paparnya.

Setelah memeluk Islam, ia mendapatkan ketenangan batin yang tidak pernah diperoleh sebelumnya. Di samping itu, ia merasa lebih optimistis dalam menjalani kehidupan dan lebih bisa mensyukuri hidupnya. ''Ketika saya menaruh hukum Allah SWT di atas segala apa pun, saya tidak takut mati, tidak takut miskin, tidak takut lapar.''

Keinginannya saat ini, menurut Thufail, adalah bagaimana ajaran Islam tidak hanya bisa dinikmatin di Masjid, tetapi juga di lingkungan komunitas underground . Diakuinya, hingga kini memang masih belum ada ustadz yang peduli dengan komunitas underground ini. ''Ada banyak teman saya yang tatoan , mabuk, tapi kalau bicara Islam diinjak-injak dia sudah nggak mau dialog. Dia pasti akan ambil parang dan ditebas orang itu,'' ungkapnya.

Karena itulah, melalui musik yang disuguhkannya bersama band rock yang dibentuknya, The Roots of Madinah, dia mau merangkul para temannya yang Muslim yang ada di komunitas underground untuk berhijrah. Aliran musik rock yang dikemas dalam lagu-lagu bersyair religi Islami, ia harapkan juga bisa menjadi senjata untuk menghantam balik musik-musik Yahudi.

DONGENG 'Tentang cinta"


Disebuah tempat yang damai yang jauh dari kehidupan manusia. disana ada sebuah kehidupan yang berbeda dimana kue sebagai makanan manusia kini menjadi mahluk yang menempati tempat tersebut dan menjalani kehidupan seperti manusia.
Berawal dari sebuah perbincangn yang cukup menarik antara Bolu dan Dodol yang membicarakan persoalan kehidupan yang mereka jalani, pembicaraan mereka terlihat sangat menarik, tiba-tiba Dodol bertanya pada Bolu  tentang kisah cintanya dengan Lumpia. Bolu memulai ceritanya, Dol kamu kenal Lumpia kan? Terus Dodol menjawab ia aku kenal ko sama dia, Bolupun kembali berbicara, Lumpia itu gadis yang cantik baik pokoknya dia cocok sama saya, Dodolpun memotong pembicaraanya Bolu kamu kan orangnya ganteng pokoknya kalo kamu  lewat pasti semua akan melirikmu. tapi kenapa, kamu mau disuru kesana kemari, kenapa kamu selalu ikut perkataan Lumpia? Bolu menjawab “itu karna cinta” Dodol mencoba memikirkan perkataan Bolu  dengan akalnya, timbul pertanyaan dalam dirinya, apa itu cinta? Kenapa Lempar terlihat seperti kehilangan taring saat dia bersama Lumpia? 
Suatu hari  Dodol bertemu  dengan Donat di sebuah tempat, mereka berdua adalah teman lama yang berpisah karna aktifilas yang berbeda. Dari  beberapa pertemuan, timbul sebuah rasa nyaman yang dirasakan Dodol saat bersama Donat. Seiring berjalanya waktu Dodol memberanikan dirinya untuk menyatakan rasa cintanya pada Donat, dan donatpun menerima cinta Dodol.
Kini hari-hari Dodol menjadi terasa lebih indah meskipun Donat berada di tempat yang jauh. Beberapa bulan hubungan mereka berjalan, tiba-tiba Dodol mendapat kabar dari Donat kalau hubungan mereka harus berakhir sampai disini.
Tak ada kesalahan yang dilakukan namun ada keputusan yang dia ambil, dengan berbesar hati Dodol harus menerima kenyataan ini, dia harus bisa melepaskan orang yang sangat dia cintai dan diapun harus bias menerima alasan yang diberikan Donat, sebuah alasan yang sangat sulit untuk dilupakan, sebuah kalimat yang indah yang pernah dia dengar, sebagai kenagan yang tak terlupakan, Dodol selalu ingat kalo Donat yang cantik, memutuskanya dengan alasan “dia selingku” .
Pahit rasanya bagi Dodol untuk menerima hal ini, kini rasa cintanya pada Donat beruba menjadi rasa benci, namun Dodol tetap berusaha menjalani kehidupanya, dia harus kembali belajar seperti kehidupanya dahulu, kehiduan yang dijalaninya tanpa ada sosok Donat yang hadir sebagai pelangi yang indah.
Kini Dodol telah mampu menjalani kehidupannya seperti dahulu,  dan mampu menerima  Donat sebagai teman seperti dahulu. Ada rasa kagum Dodol pada Donat, karna Dodat bebar-benar selingkuh, dia kembali bersama Lemet mantan pacarnya.

Meskipun hubungan Dodol dan Donat tak begitu lama, namun ada banya pelajaran yang bias Donat berikan, kini Dolol telah mengerti apa itu cinta, kini dia biasa menjawab sebuah pertanyaan yang pernah hadir saat dia bercerita bersama Bolu, kini Dodol tau rasanya ditinggalkan oleh orang yang dicitai, kini Dodol tau kalo Donat tak bisa melupakan mantanya Lemet dan kini Dodol sadar kalo Donat harus terpaksa untuk mencintainya.

Rabu, 18 September 2013

KEINDAHAN EGON MELENGKAPI LIBURANKU DI MOF


                        Kini liburan semester panjang telah tiba, ingin rasanya aku pulang dan berkumpul bersama keluarga. Ada sebuah  agenda yang sudah aku persiapkan dari Makassar  guna mengisi waktu  liburku di kota kelahiranku MAUMERE. Dari beberapa objek wisata yang ada di Kabupaten sikka, kali ini saya memilih gunung egon sebagai tempat yang akan aku kunjung. Pendakian ini sayaa lakukan bersama teman-teman yang  tergabung dalam sebuah wadah yang bernama “MAUMERE ADVENTURE COMMUNITYY”
               Dalam suasana Ramadan di tangal 6 agustus 2013. Kami memulai mempersiapkan pendakian ke gunung egon dengan mendatang desa awal pendakian. Berbekal  informasi dari teman dan media, sodara RONAL(Pelopor) dsn IPUL(Anggota) menuju kecamatan Wai Gette, Desa Egon,  disana kami bertemu dengan masyarakat yang sering mengantar wisatawan menuju puncak egon  ,dia bernama SIYUS. setelah membicarakan maksud dan tujuan kami dan dia pun siap mengantar kami pada hari mingu, 11agustus 2013. Dan kamipun saling menukar nomor HP agar lebih mudah berkomunikasi ,
                 Di hari sabtu 10 agustus 2013 sekitar pukul 20.00 wita kami melakukan rapat pemantapan dan hasil rapat yang diperoleh yaiti:
Yang akan siap melakukan pendakian besok, antara lain:
·         MOH RONAL ATANGGAE            (PENDIRI)
·         ZUL KIFLI                            (MANTAN KETUA MAC )
·         MUHAIMIN ATANGGAE  (MANTAN BENDAHARA MAC )
·         SATRYO ATANGGAE        (SEKRETARIS MAC )
·         IPUL                                       (ANGGOTA)
·         HUDA                                                (ANGGOTA)
·         DODY                                                (PARTISIPAN)
·         ROJAK                                   (PARTISIPAN)
·         NURDIN                                (PARTISIPAN)
Perlengkapan yang ditanggung organisasi antara lain:
·         TRANGIA
·         SPIRTUS
·         PANCI/NESTING
·         KOMPOR GAS
·         TABUNG GAS
perlengkapan yang di bawa setiap individu:
·         AIR MINUM
·         MAKANAN
·         UANG(digunakan untuk menunjang perjalanan /individu
            Keesokan harinya di tangal 11 aguetus 2013 kami berkumpul  di KM 2 dan bergegas menuju desa Egon.  Kami mengunakan 4 buah kendaraan roda 2 yang masing-masing kendaraan berjumlah 2 orang kami memulai perjalanan pukul 07.30 sekitar 1 jam perjalanan kami tiba di depan POLSEK WAI GETTE disana teman kami sudah menunggu kami(NURDI, menuju wai gette dari nangga hale gete)











Menyusuri  tanjakan  denagn aspal yang berlubang kami memacu kendaraan kami menuju desa egon. Dalam perjalanan kesana kami mendapat kendala salash atu kendaraan tiba-tiba macet dan harus di dorong ke desa egon. pukul 09.00 wita kami tiba di desa egon dan kami sudah di tungu siyus yang akan mengantar kami.
            Karna kendaraan kami yang bias menuju ke tempat pendakian yang berjarak 3 KM dari rumah siyus(rumahnya dekat jalur menuju air panas) tingal 4 buah dam yang harus kesana 11 0rang, 9 orang rombongan kami, siyus  dan seorang lagi yang akan menjaga kendaraan kami. Untuk mengatasi persoalan ini, harus ad yang duluan dan ada yang menunggu di depan rumah siyus.
            Pukul 10.00 kami memulai pendakian. Keadaak gunung yang gersang dan matahari yang panas tak memudarkan semangat kami menuju puncak egon. Meski ini adalah pendakian pertama buat anggota MAUMERE ADVENTURE COMMUNITY tapi semagat yang mereka miliki mengantarkan kami tiba di puncak egon pukul 12.00 wita
            Puncak egon mampu membayar semua kelelahan kami denan keindahan kawah dan panoramanya. Setelah menikmati maumere dari atas ketinggia 1703 m DPL kami pun turun menuju tempat yang datar dan dingin untuk makan(tempat kami makan , di dekat piring yang dimana ketika kita melewatinya kita harus menaruh salasatu dari 3 buan ,kita bias menaruh uang,rokok ataupun siripinang)

Kini kondisi kami sudah kembali bertenaga dengan perbekalan yang kami santap bersama .pukul 13.00 wita kami meningalkan tempat peristirahatan, butuh waktu 120 menit kami tiba di tempat kami memarkirkan kendaraan kami
               Ini adalah penglaman yang sangat berarti buat kami,disini banyak hal yang bias kami dapatkan, meski hal itu hadir denagn sendiri tanpa ada yang menyampaikannya  kepada kita